Pertandingan klasik antara tuan
rumah PSM Makasar vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan putaran kedua Liga Prima
Indonesia kemarin tanggal 28 April 2012 menyisakan berbagai kisah menarik dari
tour bonek ke Sulawesi.
Ada beberapa rombongan bonek yang
berangkat ke Makasar baik lewat laut udara dan darat. Dari Surabaya ada
rombongan kapal yang berangkat tanggal 26 April 2012 dan Udara tanggal 28 April
2012. Disana bertemu juga rombongan bonek dari Jabodetabek yang datang hari itu
juga bertemu di bandara Sultan Hasanudin,datang juga lewat laut dari bonek Kalimantan
dan bonek Sulawesi sendiri ada yang dari Maros,Palopo,Pinrang.
Diantara bonek yang dari Surabaya
ada seorang bonek yang berprofesi sebagai (maaf) tukang tambal ban untuk kali
pertama naik pesawat hanya untuk mensupport Persebaya. Disini kami dapatkan
kisah heroik romatik dari bonek ini,beliau terbiasa mbonek dengan “nggandol”
selama ini kemanapun dia pergi dan semua itu ada izin dari istrinya. Nah untuk
ke Makasar ini beliau bilang punya niat pergi mbonek ke istrinya akan tetapi
tidak punya dana kesana. Diluar dugaan beliau ijin dari istrinya ada dan dia
merelakan sepasang gelang emas nya untuk dijual dan uangnya dibelikan tiket
pesawat!! Salut!!
Ada juga kisah bonek yang lain
walau cerita ini sudah sering terdengar yaitu mencari dana tiket transportasi
dengan jalan mengamen. Mengamen untuk sebuah tiket PP pesawat tentulah sebuah
perjuangan yang sangat luar biasa. Sekali lagi inilah beberapa kisah yang saya
yakin banyak kisah lain yang lebih heroik dan luar biasa dari perjuangan dan
pengorbanan bonek hanya untuk mendukung sebuah klub sepakbola bernama
Persebaya.
Sesampai di Makasar disana kita
sudah disambut oleh keluarga seporter Makasar baik itu MaczMan,Laskar Ayam
Jantan,Red Gank dan lainnya. Misi yang dibawa bonek kali ini adalah ide dari
bonek senior dari Yogyakarta “Lagu Kita Masih Sama ,Indonesia Raya”. Visi dan
misi ini bertujuan untuk member gambaran luas tentang persahabatan dan
persaudaraan antar seporter seluruh Indonesia walau tim yang kita dukung adalah
berbeda tapi kita tetap satu bangsa dan satu bahasa dengan satu lagu Indonesia
Raya.
Seperti kita ketahui bersama
selama ini masih sering terjadi gesekan antara bonek dan seporter Makasar,seiring
berjalannya waktu para tokoh senior bonek menjalin silaturahmi dengan berbagai
cara baik lewat media social network ,saling berkunjung,telepon maupun diskusi
antar seporter maka dijalinlah tali silaturahmi ini.
Cak Okto ,Cak Hamin Gimbal,Cak
Tulus,Cak Rijal dll diterima oleh pengurus The Maczman yang dipimpin langsung
Perdana Menteri mereka Bapak Ocha dan diliput oelh Celebes TV. Ditempat lain
perwakilan bonek juga diterima seporter Laskar Ayam Jantan yang dipimpin
langsung oleh Daeng Uki dan juga diterima di Red Gank.
Tiba di jam pertandingan seluruh
bonek bergerak menuju stadion Andi Matalatta beriringan dengan seporter Makasar
dan kita ditempatkan di tribun timur sebelah kiri scoring board (pintu
marathon). Begitu masuk stadion pas para pemain masuk ke lapangan dan bersiap
menyanyikan lagu kebangsaan. Disaat menyanyikan lagu kebangsaan ini bonek
membentangkan spanduk bertuliskan : Lagu Kita Masih Sama Indonesia Raya”.
Setelah selesai menyayikan Indonesia Raya spanduk tadi langsung terpasang
disisi timur tribun stadion . Walau hanya berjumlah puluhan bonek terus
bernyanyi sepanjang babak pertama dengan diiringi dirijen Okto dan Rijal
sedangkan Hamin Gimbal ikut di kelompok Daeng Coklat memimpin saudara dari
Maczman ,karena paling nyaring dan kreatif dalam gerakan banyak seporter tuan
rumah yang bergabung dengan bonek bernyanyi dan menari bersama secara kompak
dan damai. Di jeda babak I beberapa rekan bonek dan Seporter Makasar bergerak
mengelilingi lintasan membawa spanduk persaudaraan dan perdamaian. Pada babak
II giliran dirijen Okto dan Hamin menghampiri kelompok dari Daeng Uki dan ikut
memimpin mereka menyanyi dan menari,di tempat bonek sendiri semakin ramai
dengan semakin banyaknya saudara merah bergabung diiringi dua penabuh drum dan
dirijen Rijal kita terus bernyanyi walau keadaan Persebaya tertinggal 2-0 dari
gol Andi Oddank dan Spasojevic.
Sekitar 15 menit terakhir sebelum
babak II berakhir semua seporter bonek bergerak kekiri membaur dengan kelompok
Macxman dan bernyanyi dan menari bersama sampai akhir pertandingan dengan
bergantian menyanyi dan momen ini banyak sekali diliput media local dan para
jurnalis independent,aura persaudaraan perdamaian dan heroic bercampur jadi
satu menjadi seporter Indonesia.
Selesai pertandingan semua pemain
kedua kesebelasan bergerak mendekati kita semua member apresiasi dukungan
dengan bertepuk tangan dan bahkan ada yang bisa memeluk para pemain. Para
penonton menyanyikan lagu perpisahan dengan kata “rusuh tidak ada gunanya”,”kalah
menang adalah biasa” dll.
Selesai itu bonek diarak keliling
kota dengan konvoi keliling kota disambut ribuan saudara merah dan masyarakat
makasar. TERIMA KASIH WARGA MAKASAR !!
Malam itu juga ada beberapa
seporter yang kembali ke Surabaya memakai pesawat malam termasuk bapak yang
menjual gelang dari istrinya diatas,lainnya langsung menuju mabes seporter
Makasar. Keesokan harinya sambil menunggu jam pulang beberapa bonek jalan-jalan
ke seputaran pantai Losari yang indah dan sedikit banyak membeli oleh-oleh diseputaran
Jl.Somba Opu pusat jajan khas Makasar. Disini sedikit bisa dilihat bahwa stigma
bonek hanya modal nyali sudah bisa dihapus oleh masyarakat,kita supporter bola
yang bermartabat dan bernyali.
Pada saat membeli oleh-oleh ini
Rijal sempat berbincang dengan tukang parker yang ternyata salah satu dari
seporter militant PSM dari puluhan tahun lalu,beliau berumur sekitar 60
tahun,pengalaman beliau away ke Surabaya di tambaksari menonton memakai
helm,menengahi bentrok fans PSM dan Persebaya di Jakarta.anak cucu beliau
sekarang juga sebagai fans berat PSM!!
Malam tiba sebagian besar bonek
menuju bandara menuju Surabaya,beberapa lagi esoknya menggunakan kapal
laut,sementara Cak Okto dan Hamin Gimbal naik pesawat menuju Jakarta support Persebaya
DU. Sekali lagi terima kasih seporter dan warga Makasar.
Inilah sepenggal catatan tour
Makasar kemarin,bonek akan terus bergerak menebarkan virus perdamaian dan
persaudaraan seporter Indonesia. Bonek selalu ada dimanapun Persebaya bermain.
Lihatlah kami semua…BONEK CINTA DAMAI…