Monday, April 29, 2013

Bonek : Sebuah Loyalitas yang pudar (hilang) ?






 If you can’t support us when we lose or draw , don’t support us when we win”

Miris dan sedih melihat stadion nan megah Gelora Bung Tomo Surabaya saat melihat dua game Persebaya sebagai tuan rumah. Rabu 24/4/2013 saat menjamu Persiraja Banda Aceh yang berkesudahan imbang 0-0 dan 28/4/2013 saat menjamu PSLS Lhoksumawe yang  memberi kemenangan tuan rumah dengan 4-2.

Miris dan sedih melihat kapasitas stadion GBT yang bisa menampung 50 ribu penonton hanya terisi sekitar 4000 saat hari Rabu dan 8000 saat hari Minggu nya. Pertanyaannya kemana BONEK yang katanya punya loyalitas dan militansi tinggi dalam mendukung tim kebanggaan Persebaya ?

Bonek itu katanya mempunyai loyalitas tanpa batas dan semangat mendukung Persebaya di mana saja mereka bermain, kemana dua pertandingan kemarin ? Ada apa dengan BONEK ? Sudah lunturkah kalian mempunyai jiwa sebagai seporter sejati Persebaya ?

Persebaya saat ini sedang dilanda kesulitan keuangan dan manajemen salah satu bentuk support dan aksi nyata bonek itu ya dukung dengan membeli tiket Persebaya dan penuhi stadion, Kemana kalian semua disaat Persebaya krisis seperti ini ?

Dalih pengelola liga kurang professional , kemasan kurang menarik , jadwal maju mundur , ijin sulit semua bisa diterima tapi mendukung klub kesayangan dalam posisi apapun semestinya bisa mengesampingkan itu semua , ada apa dengan kalian wahai para BONEK ?

Apalagi kalau harus berdalih GBT lokasinya jauh dan sulit dijangkau , bonek yang luar kota saja banyak yang datang ,ada apa dengan kalian wahai para BONEK ?

Tanpa mengurangi rasa salut dan hormat pada kalian yang tetap datang pada 2 game kemarin,semua menunjukkan bahwa memang tidak mayoritas luntur , tapi kemana BONEK yang lain ?

Tak bisa dipungkiri juga berbagai masalah yang sepertinya menjadi hal lazim di tingkat federasi juga menyumbang sedikit banyak tentang hal ini. Belum lagi cara kerja manajemen Persebaya yang saya lihat sangat tidak mencerminkan dengan apa yang dikatakan professional. Bulan-bulan ini dan 3 bulan ke depan adalah masa kritis bagi manajemen. Gaji yang terlambat dan beberapa pemain sudah loncat pagar.

Saat seperti inilah sebenarnya klub sangat membutuhkan suntikan semangat motivasi dan dana dari bonek dengan cara tetap support klub dan  membeli tiket pertandingan. Tapi apa daya dua game terakhir terus terang membuat saya bertanya-tanya dan membuat jawaban pribadi bahwa loyalitas bonek telah pudar. Apakah kalian rela saya katakan loyalitas bonek telah pudar dan luntur ? Apakah jawaban kalian akan pertanyaan ini ?

Coba cermati nyanyian yang sering kalian teriakkan di tribun :

                                           “Kami ini BONEK mania
                                             Kami slalu dukung PERSEBAYA
                                             Dimana kau berada di situ kami ada
                                             Karena kami BONEK mania”

Hanya kalian sendiri wahai bonek yang bisa menjawab pertanyaan saya tadi , kalau tidak bonek siapa lagi yang mau dukung klub kebanggaan Persebaya ini. Persebaya besar juga karena dukungan bonek dan bonek besar juga karena ada Persebaya.

Buktikan bahwa loyalitas kalian masih ada dan selalu setia hanya pada Persebaya bukan yang lain. Salam satu nyali……. Wani !!!

Dari Bonek Untuk Bonek dan Oleh Bonek


Bonek sebuah kata yang dalam KBBI tidak ada akan tetapi sangat familier dan menjual untuk dijadikan sebuah headline sebuah media cetak ataupun online. Bonek adalah sebuah “brand” besar yang di artikan sebagai seporter fanatik klub sepakbola asal Surabaya Persebaya.Jadi bonek sendiri sudah menjadi suatu kata yang menjadi legenda dalam dunia bahasa.

Disini saya tidak akan menulis tentang asal muasal dan arti kata bonek itu sendiri akan tetapi akan sedikit menulis tentang sebuah intropeksi dari diri sendiri sebagai seorang bonek. Sering di beberapa media cetak halaman pertama jika ada berita tentang bonek hampir dapat dipastikan itu adalah sebuah berita tentang kerusuhan,tawuran,bentrok dengan aparat bahkan tentang kematian.

Tidak bisa dipungkiri masih sangat banyak kalau tidak bisa disebut mayoritas bonek utamanya yang masih usia belasan tahun menjadi korban dari berbagai peristiwa yang menimpa bonek baik di Jakarta dulu,Lamongan bahkan di Gelora 10 Nopember sendiri yang nota bene merupakan “rumah” dari bonek itu sendiri.

Generasi bonek dari waktu kewaktu selalu tumbuh bersamaan dengan lahirnya generasi baru dari bonek lainnya . Sebagai contoh bonek yang punya anak kecil akan selalu diberikan aksesoris persebaya,diajak ke stadion,terbentuk oleh lingkungan juga dan tentu saja ada semacam doktrin dari orang tuanya. Disini sebenarnya menarik untuk dilakukan semacam riset tentang bagaimana bonek senior mengajari dan mendoktrin juniornya agar tetap dan militan menjadi seorang bonek dengan segala ciri khasnya.

Semangat menjadikan atau membanggakan anak kecilnya menjadi seporter secara langsung bisa juga di lihat di stadion tiap kali Persebaya main banyak orang tua muda yang membawa anak balita nya masuk stadion dengan berbagai resiko yang disebutkan diatas tadi. Juga bisa dilihat di seputaran G10N dimana disitu banyak sekali berbagai macam aksesoris bonek dan Persebaya untuk anak kecil dan selalu ramai.

Berbagai tindakan atau aksi nyata kecil yang kalau dilihat sepele akan tetapi akan berdampak besar di masa datang misalnya jika berkendara ke stadion wajib memakai helm,sopan dan mentaati peraturan lalu lintas, menghormati pengguna jalan lain, hindari kata-kata kasar dan rasis terhadap siapapun,budayakan membeli tiket satu kepala satu tiket,member dukungan total di stadion tanpa perlu melakukan tindakan semisal pelemparan botol minuman,mercon atau benda apapun ke dalam lapangan. Juga ini bisa dilakukan atau di contohkan dengan tetap saling mengingatkan kepada teman paling dekat dan tetangga. Jika ini dilakukan secara rutin dan sabar saya yakin generasi bonek yang akan datang akan lebih baik.

Bonek semua harus berani jujur pada diri sendiri dan jangan malu untuk selalu menerima kritikan dan masukan darimanapun datangnya sebagai bahan evaluasi diri dan menjadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran penting .

Dengan stigma bonek seperti yang beredar selama ini disinilah pentingnya orang tua dan kita semua yang lebih dewasa member contoh dan mengedukasi para junior kita untuk menjadi lebih baik dengan bahasa dan tindakan secara nyata agar mereka nanti menjadi generasi bonek yang jauh lebih smart elegan dan tetap militan dengan nyali wani pada kebenaran dan berbangga menjadi seorang bonek.

Jadi semua berasal Dari untuk dan oleh Bonek. NEVER GIVE UP jangan pernah lelah dan menyerah seperti semboyan bonek …WANI.

Wednesday, April 17, 2013

Ini Medan Bung ....Wani !!!







Ini Medan bung !! Ungkapan atau sapaan khas yang biasa terucap warga Medan untuk menunjukkan karakter bahwa ini ada di Medan. Rap rap sebuah gaya sepakbola khas Medan juga sangat kental terasa bagi setiap tim yang menghadapi sebuah klub sepakbola asal Medan.


PSMS Medan klub legendaris dengan sejarah panjang dan prestasi hebat juga sumber pemain nasional dimasa lalu. Selain PSMS disana juga ada klub lama yang sekarang jarang terdengar yaitu Harimau Tapanuli. Tanggal 18/04/2013 Persebaya dalam lanjutan Liga Prima akan melawan klub yang bermarkas di Medan bukan PSMS dan bukan Harimau Tapanuli tapi klub yang asalnya klub amatir di Bandung Pro Duta . Klub ini dimiliki pengusaha kelapa sawit Sihar Sitorus yang asal Medan.

Tentang sejarah klub ini bisa dibaca dari web nya http://produta.com/sejarah-klub/ . Sebuah klub yang secara pertemuan belum pernah melawan Persebaya di kompetisi resmi. Hal ini membuat pertandingan besok akan berlangsung menarik di Stadion Teladan Medan. Pelatih Ibnu Grahan memasang target tiga poin alias kemenangan away. Sebelum game nanti Persebaya memilih kalah WO dari Semen Padang yang semestinya bermain tanggal 14/04/2013.

Dengan fisik yang masih segar disbanding dengan Pro Duta yang pada tanggal 14/04/2013 memainkan laga dengan kemenangan 3-0 atas Bontang FC maka target kemenangan sedikit lebih besar. Perkiraan pemain yang akan di turunkan nanti : 




Dengan formasi tetap 4-3-3 Ibnu Grahan akan tetap menampilkan permainan menyerang seperti saat bermain di Rembang dan Malang , hanya saja disini akan lebih waspada dimana Produta sebagai tim juga sangat produktif dimana telah mencetak 10 gol dan baru kemasukan 2 gol. Keadaan tim Persebaya yang baru berkumpul lagi seminggu belakangan juga bisa menjadi handicap tersendiri utamanya masalah stamina dan ketahanan dalam bermain. Apalagi saat ini cuaca di Medan juga cenderung panas disini para pemain perlu lebih bisa mengatur tempo bermain. Peran Taufik di tengah akan sangat krusial dalam mengatur tempo ini.

Ini Medan Bung !! Perlu dibalas sapaan ini dengan teriak lantang.. Salam Satu Nyali ….. Wani. 

*sumber foto :bolanet

Monday, April 15, 2013

#SAVEPERSEBAYA


Hari ini 15 April 2013 bonek kembali melakukan aksi damai sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan PSSI melalui hasil KLB nya yang difasilitasi oleh Menpora. Dengan tajuk “Save Persebaya” dan “ Menolak Takluk” bonek bergerak melakukan aksinya.

Tepat jam mendekati 12.00 wib Surabaya dan sekitarnya diguyur hujan sangat lebat seakan langit ikut menangis melihat nasib klub dengan sejarah hebat Persebaya saat ini. Acara yang dijadwalkan mulai pk 13.00 wib sedikit molor sampai 20 menit menunggu hujan sedikit reda. Dan benar saja hujan seketika berhenti dan dengan semangat tinggi ribuan bonek yang bekumpul di Taman Apsari Surabaya yang letaknya tepat di depan gedung Negara Grahadi bergerek ke Balaikota Surabaya.

Sesampai di balaikota bonek berorasi dan meminta walikota Ibu Risma menemui mereka. Beberapa kali terjadi dialog diatas truk bonek dengan di dalam pagar walikota. Sampai akhirnya 10 perwakilan bonek diijinkan masuk dan berdialog dengan pihak pemkot.

Beberapa saat kemudian diiringi yel-yel dan chant khas bonek berpadu dentuman drum perwakilan tersebut keluar dari balaikota dan menyampaikan hasil pertemuan tersebut. Adapun hasil dari Pertemuan tersebut ada dua macam :
1.       Walikota sepakat untuk melarang pemakaian semua fasilitas kota dalam hal ini stadion untuk dipakai klub yang mengatasnamakan Persebaya yang bermain di Divisis Utama Liga Indonesia.
2.       Walikota bersama perwakilan bonek akan berangkat ke Jakarta untuk menemui PSSI dan mendesak untuk mengakuai bahwa hanya ada satu Persebaya yaitu yang bermain di Liga Prima PSSI.

Salut dan respek terhadap bonek yang baru saja melakukan aksi damai , hanya catatan penulis masih ada beberapa rekan bonek yang masih saja belum taat berkendara,tidak pakai helm,berboncengan tiga,dan mengacungkan bendera ke mobil yang lewat. Semoga kedepan semua keluarga bonek bisa menjadi lebih baik dan kreatif sesuai motonya bernyali dan wani.

Bonek Bersatu Tak Bisa Dikalahkan #SAVEPERSEBAYA

Saturday, April 13, 2013

Persebaya pasca Gede Widiade






Saat ini melihat atau membaca nasib klub bernama Persebaya seperti kita melihat sebuah pelangi di musim pancaroba ini kadang terlihat kadang hilang sama sekali dalam pandangan mata. Tapi yakinlah bahwa di mata hati seporter setianya bonek Persebaya adalah sebuah kehiduupan yang lain seperti highlander yang akan terus bertahan di sepanjang jaman dengan berbagai masalah dan tentu saja kejayaannya sebagai sebuah klub sepakbola.


Sesaat setelah sang CEO Gede mundur efektif per tanggal 1 April 2013 yang diutarakannya sendiri saat bertemu para pemain tanggal 5 April 2013 , kondisi manajemen dan tim seketika juga bergolak. Bagaimana tidak selama ini untuk pendanaan tim manajemen “hanya” bergantung pada seorang Gede. Melihat keadaan ini ditambah dengan pernyataan dari PSSI hasil KLB yang sangat merugikan pihak Persebaya yang berkompetisi di IPL ini bonek juga bergerak melawan dengan caranya sendiri. Disini ada dua keresahan yang bisa dirasakan yaitu keresahan pemain akan nasibnya pada manajemen dan keresahan bonek akan nasib klub Persebaya di musim mendatang karena hasil KLB PSSI.

Tanggal 10 April 2013 bertempat di mess Karanggayam diadakan pertemuan antara Direktur Utama PT.Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukadar dengan jajaran manajemen pengelola,pemain dan staf pemain membahas keadaan klub pasca Gede mundur. Hasil pertemuan tertutup tersebut menghasilkan beberapa keputusan diantaranya Persebaya konsisten akan menyelesaikan kompetisi IPL , Saleh Hanifah tetap memegang jabatan manajer , Saleh sendiri sementara memegang jabatan “CEO” sambil menunggu CEO baru. Pada pertemuan ini hanya ada 16 pemain yang datang ada juga Ram Surahman Coorporate Secretary PT.PPI,Farid wakil ketua panpel dan Saleh Hanifah sendiri.

Sehari setelah pertemuan tersebut ada sedikit tambahan semangat di pemain dan pada tanggal 11 April 20013 mereka kembali berlatih secara resmi yang diikuti 15 pemain dan dipimpin langsung oleh Ibnu Grahan di Karanggayam. Dihari itu juga Saleh Mukadar mengatakan akan mengajukan pengunduran jadwal game lanjutan Persebaya untuk tanggal 14 April 2013 melawan Semen Padang dan 18 April 2013 melawan Pro Duta di Medan. Dipihak lain beredar kabar bahwa beberapa pemain terancam eksodus , seperti yang sempat diungkapkan Fernando Soller yang diincar salah satu klub ISL.

Sementara pemain dan manajemen resah di internal, bonek juga tidak berdiam diri setelah mengadakan aksi di Taman Apsari 11 April 2013 malam yang sempat mampir ke rumah dinas walikota , bonek juga berencana menggelar aksi lagi Senin 15 April 2013. Aksi ini merupakan aksi damai dan perlawanan bonek terhadap keputusan yang ganjil dari PSSI dan Menpora tentang nasib klub dan legalitas Persebaya . Disamping itu juga dalam beberapa hari kedepan manajemen akan memasukkan gugatan ke Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) yang mana jalur hukum ini ditempuh manajemen untuk melawan PSSI.

Saat seperti ini menjadi krusial karena di satu sisi ada juga bonek yang berbeda pandangan dalam menyikapi dualisme klub ini antara setuju merger dan menolak merger dengan berbagai argument masing-masing. Untuk itu diperlukan sikap kedewasaan masing-masing pihak bahwa kita atau bonek semua adalah saudara dan musuh utama kita adalah mafia sepakbola dan politikus busuk yang menyeret Persebaya ke kepentingan mereka.

Persebaya adalah segalanya kata sang legenda Muharrom Rusdiana , maka jagalah Persebaya dukung Persebaya dan tetap jalin persaudaraan sesama bonek dan seporter lainnya. Salam Satu Nyali , Wani.