Bonek sebuah kata yang dalam KBBI
tidak ada akan tetapi sangat familier dan menjual untuk dijadikan sebuah
headline sebuah media cetak ataupun online. Bonek adalah sebuah “brand” besar
yang di artikan sebagai seporter fanatik klub sepakbola asal Surabaya
Persebaya.Jadi bonek sendiri sudah menjadi suatu kata yang menjadi legenda
dalam dunia bahasa.
Disini saya tidak akan menulis
tentang asal muasal dan arti kata bonek itu sendiri akan tetapi akan sedikit
menulis tentang sebuah intropeksi dari diri sendiri sebagai seorang bonek.
Sering di beberapa media cetak halaman pertama jika ada berita tentang bonek
hampir dapat dipastikan itu adalah sebuah berita tentang
kerusuhan,tawuran,bentrok dengan aparat bahkan tentang kematian.
Tidak bisa dipungkiri masih
sangat banyak kalau tidak bisa disebut mayoritas bonek utamanya yang masih usia
belasan tahun menjadi korban dari berbagai peristiwa yang menimpa bonek baik di
Jakarta dulu,Lamongan bahkan di Gelora 10 Nopember sendiri yang nota bene
merupakan “rumah” dari bonek itu sendiri.
Generasi bonek dari waktu kewaktu
selalu tumbuh bersamaan dengan lahirnya generasi baru dari bonek lainnya .
Sebagai contoh bonek yang punya anak kecil akan selalu diberikan aksesoris persebaya,diajak
ke stadion,terbentuk oleh lingkungan juga dan tentu saja ada semacam doktrin
dari orang tuanya. Disini sebenarnya menarik untuk dilakukan semacam riset
tentang bagaimana bonek senior mengajari dan mendoktrin juniornya agar tetap
dan militan menjadi seorang bonek dengan segala ciri khasnya.
Semangat menjadikan atau
membanggakan anak kecilnya menjadi seporter secara langsung bisa juga di lihat
di stadion tiap kali Persebaya main banyak orang tua muda yang membawa anak
balita nya masuk stadion dengan berbagai resiko yang disebutkan diatas tadi.
Juga bisa dilihat di seputaran G10N dimana disitu banyak sekali berbagai macam
aksesoris bonek dan Persebaya untuk anak kecil dan selalu ramai.
Berbagai tindakan atau aksi nyata
kecil yang kalau dilihat sepele akan tetapi akan berdampak besar di masa datang
misalnya jika berkendara ke stadion wajib memakai helm,sopan dan mentaati
peraturan lalu lintas, menghormati pengguna jalan lain, hindari kata-kata kasar
dan rasis terhadap siapapun,budayakan membeli tiket satu kepala satu tiket,member
dukungan total di stadion tanpa perlu melakukan tindakan semisal pelemparan
botol minuman,mercon atau benda apapun ke dalam lapangan. Juga ini bisa
dilakukan atau di contohkan dengan tetap saling mengingatkan kepada teman
paling dekat dan tetangga. Jika ini dilakukan secara rutin dan sabar saya yakin
generasi bonek yang akan datang akan lebih baik.
Bonek semua harus berani jujur
pada diri sendiri dan jangan malu untuk selalu menerima kritikan dan masukan
darimanapun datangnya sebagai bahan evaluasi diri dan menjadikan semua itu sebagai
sebuah pelajaran penting .
Dengan stigma bonek seperti yang
beredar selama ini disinilah pentingnya orang tua dan kita semua yang lebih
dewasa member contoh dan mengedukasi para junior kita untuk menjadi lebih baik
dengan bahasa dan tindakan secara nyata agar mereka nanti menjadi generasi
bonek yang jauh lebih smart elegan dan tetap militan dengan nyali wani pada
kebenaran dan berbangga menjadi seorang bonek.
Jadi semua berasal Dari untuk dan
oleh Bonek. NEVER GIVE UP jangan pernah lelah dan menyerah seperti semboyan
bonek …WANI.
No comments:
Post a Comment