Monday, April 29, 2013

Dari Bonek Untuk Bonek dan Oleh Bonek


Bonek sebuah kata yang dalam KBBI tidak ada akan tetapi sangat familier dan menjual untuk dijadikan sebuah headline sebuah media cetak ataupun online. Bonek adalah sebuah “brand” besar yang di artikan sebagai seporter fanatik klub sepakbola asal Surabaya Persebaya.Jadi bonek sendiri sudah menjadi suatu kata yang menjadi legenda dalam dunia bahasa.

Disini saya tidak akan menulis tentang asal muasal dan arti kata bonek itu sendiri akan tetapi akan sedikit menulis tentang sebuah intropeksi dari diri sendiri sebagai seorang bonek. Sering di beberapa media cetak halaman pertama jika ada berita tentang bonek hampir dapat dipastikan itu adalah sebuah berita tentang kerusuhan,tawuran,bentrok dengan aparat bahkan tentang kematian.

Tidak bisa dipungkiri masih sangat banyak kalau tidak bisa disebut mayoritas bonek utamanya yang masih usia belasan tahun menjadi korban dari berbagai peristiwa yang menimpa bonek baik di Jakarta dulu,Lamongan bahkan di Gelora 10 Nopember sendiri yang nota bene merupakan “rumah” dari bonek itu sendiri.

Generasi bonek dari waktu kewaktu selalu tumbuh bersamaan dengan lahirnya generasi baru dari bonek lainnya . Sebagai contoh bonek yang punya anak kecil akan selalu diberikan aksesoris persebaya,diajak ke stadion,terbentuk oleh lingkungan juga dan tentu saja ada semacam doktrin dari orang tuanya. Disini sebenarnya menarik untuk dilakukan semacam riset tentang bagaimana bonek senior mengajari dan mendoktrin juniornya agar tetap dan militan menjadi seorang bonek dengan segala ciri khasnya.

Semangat menjadikan atau membanggakan anak kecilnya menjadi seporter secara langsung bisa juga di lihat di stadion tiap kali Persebaya main banyak orang tua muda yang membawa anak balita nya masuk stadion dengan berbagai resiko yang disebutkan diatas tadi. Juga bisa dilihat di seputaran G10N dimana disitu banyak sekali berbagai macam aksesoris bonek dan Persebaya untuk anak kecil dan selalu ramai.

Berbagai tindakan atau aksi nyata kecil yang kalau dilihat sepele akan tetapi akan berdampak besar di masa datang misalnya jika berkendara ke stadion wajib memakai helm,sopan dan mentaati peraturan lalu lintas, menghormati pengguna jalan lain, hindari kata-kata kasar dan rasis terhadap siapapun,budayakan membeli tiket satu kepala satu tiket,member dukungan total di stadion tanpa perlu melakukan tindakan semisal pelemparan botol minuman,mercon atau benda apapun ke dalam lapangan. Juga ini bisa dilakukan atau di contohkan dengan tetap saling mengingatkan kepada teman paling dekat dan tetangga. Jika ini dilakukan secara rutin dan sabar saya yakin generasi bonek yang akan datang akan lebih baik.

Bonek semua harus berani jujur pada diri sendiri dan jangan malu untuk selalu menerima kritikan dan masukan darimanapun datangnya sebagai bahan evaluasi diri dan menjadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran penting .

Dengan stigma bonek seperti yang beredar selama ini disinilah pentingnya orang tua dan kita semua yang lebih dewasa member contoh dan mengedukasi para junior kita untuk menjadi lebih baik dengan bahasa dan tindakan secara nyata agar mereka nanti menjadi generasi bonek yang jauh lebih smart elegan dan tetap militan dengan nyali wani pada kebenaran dan berbangga menjadi seorang bonek.

Jadi semua berasal Dari untuk dan oleh Bonek. NEVER GIVE UP jangan pernah lelah dan menyerah seperti semboyan bonek …WANI.

No comments:

Post a Comment