April identik dengan apa yang
namanya “April Mop” , dan di awal
April 2013 ini Persebaya mengalami apa yang namanya seperti analogi anak ayam
kehilangan induknya. Kemarin 5 April 2013 disebuah rumah makan di Surabaya
Barat secara mendadak CEO Persebaya dihadapan para pemain dan staf pelatih mengumumkan
pengunduran dirinya efektif mulai 1
April 2013 dan suratnya sudah ditembuskan ke PT.Persebaya Indonesia dan
PT.Pengelola Persebaya Indonesia.
"Mulai hari ini, saya bukan CEO Persebaya lagi. Saya
serahkan kepada PT Persebaya Indonesia,"
kata Gede, Jumat (5/4/2013) malam”
Mundurnya GW ini untuk kedua
kalinya setelah awal Februari lalu juga mengajukan surat pengunduran diri dan
sudah menyatakan bukan lagi sebagai CEO Persebaya saat ada diskusi tentang
Persebaya di Hotel Inna Simpang yang diselenggarakan salah satu koran Surabaya.
Hanya kemunduran saat itu tidak disetujui pemilik dank arena pihak konsursium
Jakarta menyerah tentang pendanaan Persebaya akhirnya GW maju lagi sebagai CEO.
Seperti yang diungkapkan pada
pertemuan jumat malam tersebut GW mengemukakan ada empat alasan yang menjadikan
dia mundur dari Persebaya. Pertama
adalah hasil KLB PSSI tentang penyatuan atau unifikasi liga yang tidak
menghasilkan keputusan yang win win
solution.Untuk alasan pertama masih bisa dipahami secara objektif.
Kedua adalah Gede merasa tidak mendapat support maksimal dari
seluruh komponen Persebaya. Gede juga tidak mendapat support dari Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya. Ini sepertinya masalah penggunaan stadion Tambaksari ,
keringanan pajak kemudahan pengurusan ijin keamanan . Alasan kedua ini
sepertinya masih bisa diperdebatkan dengan kinerja manajemen Persebaya sendiri
di bawah GW yang kurang maksimal dan optimal dalam melakukan kewajiban dan
terobosan ataupun lobi ke pihak terkait. Dalam bahasa sederhananya kurang
terjalin komunikasi dan silaturahim yang baik dengan pihak pemkot dan keamanan.
Dan satu lagi beberapa pengurus/manajemen merangkap jabatan dengan menjadi
pengurus di klub lain (RMP Mojokerto).
Ketiga Gede merasa kurang mendapat dukungan optimal dari kalangan supporter.Ini
alasan mengada-ada yang sangat menyinggung bonek untuk dijadikan alasan GW
mundur.
"Teman-teman
Bonek tidak optimal dalam mendukung kami. Suporter bukan datang dan nonton ke
stadion saja, kami minta bantuan agar mereka mendesak Pemkot untuk bantu
penggunaan Stadion Tambaksari saja mereka diam saja," katanya”
Gede lupa bahwa bonek selalu
mendukung penuh dimanapun Persebaya bermain , saat Persebaya tidak latihanpun
bonek tetap mendukung para pemain agar tetap semangat berlatih sendiri bahkan
dengan menduduki mess Persebaya. Bonek juga sudah melakukan penyampaian
aspirasi ke Pemkot saat melakukan demo sewaktu Gede mundur pertama awal
Pebruari lalu.
Keempat alasan GW adalah tidak ada komitmen dari pemilik dan
pemegang Persebaya tentang dana talangan yang menurut GW sudah dikucurkan
selama ini. Alasan ini sangat masuk akal kalau melihat selama ini GW sebagai
CEO sepertinya hanya “dimanfaatkan” oleh pemilik dan pemegang saham untuk
menjalankan klub tanpa ada apa yang dikatakan “bantuan” financial ataupun
dukungan dalam bentuk lain. Bahkan sempat terungkap para pemegang saham
terutama yang dari klub internal justru “meminta” atau menyusui ke klub
Persebaya yang notabene sebuah klub professional. Selama ini terlihat belum ada
langkah nyata dari pemilik dan pemegang saham berkomunikasi langsung dengan
pengelola dalam hal ini CEO.
Nasi sudah menjadi bubur , GW
sudah mundur dan pemilik belum mengeluarkan statemen lagi kecuali tentang
masalah tuntutan nama Persebaya mana yang asli ke BAKI. Saat ini yang paling
penting adalah menyelamatkan roda manajemen klub untuk menyelesaikan musim
kompetisi ini dan nasib para pemain yang sepertinya bulan April ini mereka
belum menerima gaji lagi. Bonek sudah melakukan aksi dengan membuat petisi
tentang keabsahan Persebaya dan tentang unifikasi liga. Maka pemegang saham dan
pemiliklah yang bertugas dan bekerja menyelamatkan nasib klub dan pemain.
Manajemen bisa bubar bahkan
pemilikpun bisa berganti tetapi Persebaya tetaplah Persebaya yang akan tetap
ada sejak klub ini dilahirkan 18 Juni 1927 dibawah prakarsa Paidjo dan M.
Pamoedji. Mari kita selamatkan Persebaya sebuah klub dengan sejarah yang
panjang dan prestasi yang membanggakan.
Persebaya Emosi Jiwaku
No comments:
Post a Comment