Saat ini melihat atau membaca
nasib klub bernama Persebaya seperti kita melihat sebuah pelangi di musim
pancaroba ini kadang terlihat kadang hilang sama sekali dalam pandangan mata.
Tapi yakinlah bahwa di mata hati seporter setianya bonek Persebaya adalah
sebuah kehiduupan yang lain seperti highlander yang akan terus bertahan di
sepanjang jaman dengan berbagai masalah dan tentu saja kejayaannya sebagai
sebuah klub sepakbola.
Sesaat setelah sang CEO Gede
mundur efektif per tanggal 1 April 2013 yang diutarakannya sendiri saat bertemu
para pemain tanggal 5 April 2013 , kondisi manajemen dan tim seketika juga
bergolak. Bagaimana tidak selama ini untuk pendanaan tim manajemen “hanya”
bergantung pada seorang Gede. Melihat keadaan ini ditambah dengan pernyataan
dari PSSI hasil KLB yang sangat merugikan pihak Persebaya yang berkompetisi di
IPL ini bonek juga bergerak melawan dengan caranya sendiri. Disini ada dua
keresahan yang bisa dirasakan yaitu keresahan pemain akan nasibnya pada
manajemen dan keresahan bonek akan nasib klub Persebaya di musim mendatang
karena hasil KLB PSSI.
Tanggal 10 April 2013 bertempat
di mess Karanggayam diadakan pertemuan antara Direktur Utama PT.Persebaya
Indonesia Saleh Ismail Mukadar dengan jajaran manajemen pengelola,pemain dan
staf pemain membahas keadaan klub pasca Gede mundur. Hasil pertemuan tertutup
tersebut menghasilkan beberapa keputusan diantaranya Persebaya konsisten akan
menyelesaikan kompetisi IPL , Saleh Hanifah tetap memegang jabatan manajer ,
Saleh sendiri sementara memegang jabatan “CEO” sambil menunggu CEO baru. Pada
pertemuan ini hanya ada 16 pemain yang datang ada juga Ram Surahman Coorporate
Secretary PT.PPI,Farid wakil ketua panpel dan Saleh Hanifah sendiri.
Sehari setelah pertemuan tersebut
ada sedikit tambahan semangat di pemain dan pada tanggal 11 April 20013 mereka
kembali berlatih secara resmi yang diikuti 15 pemain dan dipimpin langsung oleh
Ibnu Grahan di Karanggayam. Dihari itu juga Saleh Mukadar mengatakan akan
mengajukan pengunduran jadwal game lanjutan Persebaya untuk tanggal 14 April
2013 melawan Semen Padang dan 18 April 2013 melawan Pro Duta di Medan. Dipihak
lain beredar kabar bahwa beberapa pemain terancam eksodus , seperti yang sempat
diungkapkan Fernando Soller yang diincar salah satu klub ISL.
Sementara pemain dan manajemen
resah di internal, bonek juga tidak berdiam diri setelah mengadakan aksi di
Taman Apsari 11 April 2013 malam yang sempat mampir ke rumah dinas walikota ,
bonek juga berencana menggelar aksi lagi Senin 15 April 2013. Aksi ini
merupakan aksi damai dan perlawanan bonek terhadap keputusan yang ganjil dari
PSSI dan Menpora tentang nasib klub dan legalitas Persebaya . Disamping itu
juga dalam beberapa hari kedepan manajemen akan memasukkan gugatan ke Badan
Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) yang mana jalur hukum ini ditempuh
manajemen untuk melawan PSSI.
Saat seperti ini menjadi krusial
karena di satu sisi ada juga bonek yang berbeda pandangan dalam menyikapi dualisme
klub ini antara setuju merger dan menolak merger dengan berbagai argument masing-masing.
Untuk itu diperlukan sikap kedewasaan masing-masing pihak bahwa kita atau bonek
semua adalah saudara dan musuh utama kita adalah mafia sepakbola dan politikus
busuk yang menyeret Persebaya ke kepentingan mereka.
Persebaya adalah segalanya kata
sang legenda Muharrom Rusdiana , maka jagalah Persebaya dukung
Persebaya dan tetap jalin persaudaraan sesama bonek dan seporter lainnya. Salam
Satu Nyali , Wani.
No comments:
Post a Comment