Bonek , sudah banyak yang
menuliskan apa,siapa,bagaimana dengan apa yang di sebut bonek.Tidak bisa
dilepaskan dari sebuah klub sepakbola Surabaya yaitu Persebaya Surabaya.
Disini saya tidak akan menulis
tentang sejarah ataupun asal muasal bonek tetapi akan sedikit beropini tentang
apa yang terjadi sekarang sebagai seorang bonek itu sendiri. Tulisan ini
mungkin nanti tidak bisa seimbang ataupun obyektif tapi ini murni opini dari
saya.
Saat ini di akhir 2013 bonek
mengalami sebuah dilema di kalangan bonek sendiri. Kenapa bisa begitu , semua
sudah paham saat ini ada dua klub di Surabaya yang secara nyata memang ada.
Satu Persebaya yang berkompetisi di IPL musim lalu dan Persebaya yang berkompetisi
di DU musim lalu. Kenapa saya tetep menuliskan ada dua Persebaya tersebut, ini
semata-mata berdasarkan “fakta” yang “diakui” oleh Federasi sepakbola kita
sebelum Persebaya (1927) akhirnya tidak diakui oleh federasi.
Kembali ke awal saya tidak akan
membahas tentang dua klub tadi,tapi akan langsung dengan apa yang terjadi
sekarang. Fakta Bonek pecah menjadi dua kubu ,harus kita akui bersama.Hanya
karena beda klub yang didukung di ranah media social pun secara gamblang terlihat
“perang” opini . Belum lagi gesekan
yang sudah terjadi di lapangan. Ini semua menurut saya saat ini ujian terbesar
bagi kedewasaan bonek untuk saling menjaga dan menahan diri jangan sampai
terjadi apa yang bisa dinamakan perang saudara.
Sebagai arek Surabaya sudah
semestinya semua bisa diselesaikan perpedaan pandangan dan dukungan ke klub itu
disikapi dengan dewasa dan dengan cara Surabaya. Memang semua ini tidak mudah tapi
saya yakin akan bisa dengan terus mendewasakan diri masing-masing bonek terus
di tularkan ke saudara-saudara terdekat bahwa persaudaraan antar bonek sendiri
itu jauh diatas segalanya.
Prinsip bahwa tidak ada yang bisa
merasa lebih bonek dari lainnya harus dikedepankan, perkara masalah legalitas
klub biarkan para stakeholder lain yang memegang hak kelola untuk berjuang di
ranah hukum dengan tetap memperhatikan semua bukti dan fakta sejarah yang ada.
Tugas kita semua adalah mendorong klub apa yang kita dukung untuk berjuang
dengan keyakinannya , bukan bertikai antar supporter sendiri.
Pertengahan Januari 2014 ini jika
tidak ada perubahan PSSI akan melaksanakan Konggres di Surabaya. Ini akan
semakin ramai jika bonek sudah turun ke lapangan dan bisa saling head to head sesame bonek sendiri
membela dua kubu yang berbeda. Di jaman yang demokratis seperti sekarang hak
demo tersebut memang tidak dilarang,menurut saya yang perlu di tekan justru
kepengurusan PSSI sekarang dengan segala permasalahannya bukan salaing berhadapan antar bonek. Waspadalah kita semua di adu domba para mafia !
Fokuskan perjuangan dan dukungan
kalian untuk klub yang anda sayangi dan cintai , tidak perlu dengan mengejek
saudara sendiri atau bahkan klub yang tidak kalian sukai,biarlah seleksi alam
akan berjalan dengan sendirinya. Tidak usah memaksakan pengaruh ke bonek
lainnya ,karena kalau semua hasil pemaksaan tidak akan langgeng,biarlah
berjalan alami.
Wahai bonek ayolah kita lawan
mafia sepakbola nasional secara bersama bukan saling “tukaran” sendiri bahkan di rumah sendiri , kalian semua sudah
dewasa dan kalian semua adalah supporter yang hebat. Tunjukan jiwa Arek
Suroboyo sebagai pejuang yang pemberani melawan penindasan dan ketidakadilan.
#kabehdulur
Salam Satu Nyali Wani