Minggu pagi 16 Juni 2013 cuaca
Surabaya seperti hari-hari sebelumnya mendung gelap menggelayut diatas langit
kota ini dan beberapa daerah diguyur hujan mulai pagi. Menginjak siang
kencangnya angin mengusir gelapnya mendung di beberapa kawasan dan membuat saya
dengan hawa sejuk berangkat menyusuri jalanan pinggiran Surabaya menuju Gelora
Bung Tomo (GBT) untuk melakukan ibadah nonton Persebaya yang hari itu menjamu
pimpinan klasemen IPL Perseman Manokwari sebuah klub bola asal Papua yang
berhome base di Sleman DIY.
Jarak tempuh yang lumayan dari
tempat tinggal di wilayah timur menuju stadion di wilayah barat saya tempuh
lebih kurang satu jam. Memasuki daerah sememi sepertinya baru saja diguyur
hujan melihat jalanan basah dan beberapa tempat terlihat genangan air. Terlihat
sudah banyak rombongan bonek beriringan menuju GBT. Sesampainya di GBT langsung
mencari tempat parker dan dengan segera menuju stadion mencari loket untuk
membeli tiket masuk. Tiket seperti biasa hanya dijual di seputaran stadion
setelah tiket box yang musim lalu ada dihapuskan oleh panpel dengan berbagai
alasan.
Saya membeli 3 tiket ekonomi
seharga 25 ribu rupiah per lembarnya di Gate 19 , dibelakang saya ada seorang teman
membeli 2 lembar tiket. Setelahnya kita menuju gate 15 untuk masuk stadion dan
disitu ada 4 portir berseragam dan beberapa petugas keamanan. Teman saya yang
beli 2 tiket tadi berada di depan saya ditolak masuk oleh porter dengan alasan
tiketnya palsu,padahal beli di loket. Giliran saya masuk herannya tiket saya
ternyata asli dan sempat di cek juga oleh teman saya pertama ada beda warna
sedikit yang kalau tidak teliti terlihat sama.
Dengan sedikit terheran saya
berfikir, ada unsur kesengajaan disini kenapa di loket resmi ada tiket palsu.
Saya langsung masuk stadion dan berkomunikasi dengan teman lain ternyata banyak
yang menemukan dan mengalami seperti teman tadi. Loyalitas bonek dan kampanye
panitia #notiketnogame dibayar panitia dengan cara seperti ini.
Jika di laga Persebaya v PSM pada
tanggal 13 Juni 2013 ditemukan tiket tidak berpoporasi sebagai tanda sudah
disahkan oleh dispenda setempat,maka kemarin tiket palsu beredar justru ada
porporasinya. Ada apa ini dan kenapa bisa terjadi semoga dalam waktu dekat
terungkap.
Perihal adanya kasus ini kemarin
sekertaris panpel Ram Surahman berkata : "Kami sangat menyesalkan kejadian
ini. Saat tim ini sedang membutuhkan dana, justru ada orang yang dengan sengaja
berbuat kejahatan dan merugikan klub. Kami akan usut tuntas kasus ini. Kami tak
akan biarkan pelakunya berkeliaran dan melakukan hal serupa di kemudian
hari,"
Disini saya tidak akan menulis
tentang jalannya pertandingan yang berakhir 2 – 1 untuk Persebaya lewat gol
Soller menit 1 dan Karlovic menit 81. Lebih tertarik tentang masalah lama yang selalu
berulang dan tambah canggih yaitu ticketing.
Jauh sebelum panpel atau
managemen mengkampanyekan no tiket no game,beberapa komunitas bonek telah
mendahuluinya dengan itu bahwan ada juga “buying without watching” yang kurang
lebih berarti banyak bonek luar kota/pulau bahkan dalam kota yang membeli tiket
tanpa melihat ke stadion. Ini sebagai bentuk keprihatinan dan loyalitas bonek
dalam mendukung dan membantu Persebaya dengan caranya.
Tapi apa yang terjadi kemarin
sepertinya akan menjadi titik balik bagi gerakan bonek jika tidak ada perbaikan
dari pihak panpel,bisa jadi laga home di putaran kedua nanti akan ada hal yang
mungkin tidak akan diduga oleh Persebaya sendiri. Menarik dinantikan apa yang
akan terjadi di putaran kedua.
Football without fans is NOTHING
, Persebaya tanpa BONEK bukan apa-apa !!
sumber gbr : beritajatim
No comments:
Post a Comment