Politics is like football; if you
see daylight, go through the hole – JF. Kennedy
Musim dimana pencitraan dan
pencarian dukungan massa semakin mendekat berbarengan dengan sudah dimulainya
proses pencalegkan para politisi dan semakin dekatnya pemilukada Jatim yang
akan berlangsung bulan 29 Agustus 2013 .
Seperti biasa bonek demikian seporter
Persebaya yang tersebar di seluruh Jawa Timur pun menjadi magnet tersendiri
bagi partai dan politisi untuk didekati sebagai sumber suara bagi calon
Gubernur dan dirinya sendiri sebagai caleg. Hal yang sangat sah dan dilindungi
oleh undang-undang bahwa setiap individu yang telah dewasa memiliki hak politik
dalam pemilukada. Sebagai pribadi ini adalah hak setiap warga Jatim memilih
wakilnya dan pemimpinnya untuk 5 tahun kedepan.
Hal yang bisa membuat sedikit
hangat adalah jika para politisi dan partai mengajak atau menyeret para pribadi
tersebut dengan mengatasnamakan bonek sebagai seporter sepakbola dan
menggunakan atribut bonek dan Persebaya untuk menggalang dukungan. Akan terjadi
resistensi yang besar di kalangan seporter bonek khususnya jika ini diteruskan
terjadi,bagaimanapun bonek itu terlalu universal untuk di klaim sebagai
pendukung tertentu walaupun mereka membawa elemen bonek tersebut.
Ada beberapa hal yang menurut
akun twitter @andhi667 yang membuat bonek bisa terseret ke politik , ini saya
ambilkan dari twit tersebut :
1.
Bonek' bkn entitas tunggal dlm satu wadah
organisasi, shg dgn mudah ada pihak yg mengklaim dukungan Bonek
2.
Tdk adanya mekanisme organisasi jg membuat
adanya oknum Bonek yg dgn mudah mencari makan mengatasnamakan Bonek
3.
Tdk adanya pengayoman dr FCPERSEBAYA_ pd Bonek
membuat oknum Bonek leluasa mengarahkan Bonek pd politik
4.
Manajemen FCPERSEBAYA_ sendiri tdk
bersih dr politik
Memang sifat egaliter dan tanpa
kepemimpinan atau menonjolkan suatu pemimpin menjadikan bonek yang bukan merupakan
organisasi terstruktur ini menjadi semua menjadi liar. Dan juga para politisi
secara pribadi juga sepertinya memang mengincar suara secara terbuka untuk
keterpilihannya dan jagoannya.
Secara umum sebenarnya bisa
dimaklumi apabila mereka sebagai pribadi melepaskan segala atribut bonek dan
Persebaya dalam beerkampanye ataupun berkegiatan politik praktis baik dalam
partai politik ataupun organisasi politik sayap partai. Bagaimanapun juga
persaudaraan antar bonek harus tetap dijaga dan terjalin dengan baik apapun
pilihan dan pandangan politik antar bonek sebagai pribadi.
Di Indonesia sendiri 2014 adalah
saat pemilihan Presiden dan Legislatif sedangkan 2013 ada pemilukada Jatim.
Jatim sendiri adalah barometer perpolitikan nasional disamping Jabar dan
Jateng. Bonek sebagai salah satu bagian dari warga Negara mau tidak mau suka
tidak suka tidak bisa menghindar dari pesta demokrasi tersebut dan peta
perpolitikan Indonesia. Sikap dewasa dan kecerdasan berfikir disini di perlukan
agar semua bisa ditangkap dengan dingin di kepala dan hati. Belum lagi
permasalahan dualisme klub dan masalah internal klub sendiri membuat bonek harus
lebih dan lebih dewasa.
Merah,Putih,Biru,Hijau,Kuning
hanyalah sebuah warna dan bendera dalam peta politik kita,sebagai bonek harus
tetap hijau hanya mendukung Persebaya klub kebanggaan Surabaya bukan mendukung
partai tertentu ataupun Presiden/Gubernur/walikota tertentu. Apapun pilihan
anda sebagai pribadi junjung tinggilah persaudaraan antar bonek dalam
kekeluargaan.
“You can change your wife, your politics, your religion, but never,
never can you change your favourite football team.” – Eric Cantona.
Salam Satu Nyali , Wani !!!