Sepakbola tidak akan pernah mati. Segala bentuk , cara , dan
tempat bermain bola bisa dicari dimanapun kita berada. Bergembira bersama
menendang bola.
Saat ini sedang berlangsung turnamen Piala Kemerdekaan yang
diselenggarakan oleh tim transisi melalui EO nya. Sudah berlangsung beberapa
partai dan masih saja banyak permasalahan baik di pengelolanya maupun di
lapangan. Peserta turnamen ini sebagian besar dari Divisi Utama.
Sisi lain mulai tanggal 30 Agustus 2015 akan dimulai juga
turnamen Piala Presiden yang di selenggarakan oleh PT. Liga Indonesia melalui
EO PT. Mahaka Sports. Turnamen ini diikuti sebagian besar oleh bekas tim
Indonesia Super League.
Dari dua turnamen diatas , untuk Piala Presiden rencananya
juga akan di supervisi oleh tim transisi bentukan Kemenpora. Saya melihat saat
sedang mengelola turnamen yang diselenggarakan sendiri saja dalam hal ini Piala
Kemerdekaan tim transisi masih banyak masalah yang terjadi.
Kejadian-kejadian tentang wasit , dan operator lapangan
menjadi hal mencolok. Bahkan yang juga cukup mengganggu adalah tersiarnya
berita bahwa match fee setiap pertandingan untuk tiap tim masih belum
dibayarkan secara penuh sesuai yang dijanjikan di awal. Ada apa ? Anggaran
belum ada ? Atau anggaran sudah ada tapi takut menggunakannya ?
Permasalahan diatas terus akan menggelinding sampai Piala
Kemerdekaan selesai , jika tidak di selesaikan secara cepat dan benar makan
masalah ini akan jadi bom waktu buat tim transisi. Apalagi mereka juga akan
merencanakan Konggres Luar Biasa PSSI.
Di pihak lain Piala Presiden yang rencananya akan di buka di
stadion Dipta Bali oleh Bapak Jokowi juga menghadapi hal serius. Apa itu ?
Bonek 100% Dukung Piala Presiden
Seperti saat PT.Liga Indonesia menghentikan gelaran kompetisi
lalu , masalah dua klub Arema dan “Persebaya” masih mengganjal. Di Surabaya
arek bonek 1927 sebenernya mendukung 100% di gelarnya turnamen Piala Presiden
ini.
Diakui atau tidak bonek pun walau tim kebanggaannya masih di
perjuangkan tetaplah mengikuti dan menyaksikan pertandingan sepakbola walau
sebagian besar mungkin hanya lewat televisi. Jikalau pun ada yang ke stadion
mereka hanya menikmati sepakbola bukan mendukung salah satu klub.
Hal lain yang dilakukan arek bonek di stadion adalah
menjadikan altar tribun sebagai panggung untuk menyuarakan protes ke berbagai
pihak untuk menyelamatkan Persebaya dengan membentangkan spanduk di berbagai
stadion di Indonesia.
Masalah bagi arek bonek adalah ketika Tim Transisi , BOPI
tetap memberikan rekomendasi kepada Mahaka sebagai EO nya dengan tetap
meloloskan tim dengan lain. Sudah dari awal arek bonek mengirim surat ke mereka
yang isinya menolak jika ada nama klub yang membawa nama Persebaya beserta
semua yang menempelnya dalam hal ini logo klub.
Logo klub yang dipakai timnya Pak Gede adalah logo milik
Persebaya Surabaya. Dan nama Persebaya sendiri masih dipersengketakan di
Pengadilan Negeri Surabaya , masih dalam proses persidangan. Tentu saja dengan
hal tersebut bonek sudah sewajarnya menggugatnya. Bukan menolak turnamen
tersebut tapi mempermasalahkan klub membawa nama dan logo Persebaya. Sederhana.
Tanggal 20 Agustus 2015 tersiar berita bahwa nama yang mau
ikut turnamen Piala Presiden sudah berganti menjadi Persebaya United. Cukup
mengagetkan dan menggelikan . Secara nama sudah berubah akan tetapi tetap
menempel nama Persebaya. Sedang logo yang dipakai masih logo yang lama.
Semua terlihat dari media promo di twitter @IndosiarID dan
@PialaPresidenID semua masih menampilkan nama Persebaya dengan logo lama.
Reaksi Bonek
Setelah mendengar kabar tersebut arek bonek 1927 segera
merapatkan barisan untuk menyikapi hal tersebut. Hal ini juga semakin
dipanaskan oleh ungkapan petinggi Mahaka bahwa mereka mengabaikan bonek untuk
terus maju dengan rencana mereka.
Hari ini 24 Agustus 2015 bonek akan berkirim dua surat. Satu
surat pemberitahuan aksi kepada kapolda Jatim , Polrestabes Surabaya bahwa
bonek akan melakukan aksi unjuk rasa di berbagai tempat yang merupakan anak
bisnis dari Mahaka Grup yang berada di Surabaya.
Beberapa anak usaha yang akan dijadikan tempat menyampaikan
pendapat tersebut antara lain , Hanamasa , Republika , Astra International ,
Pronto , Elektronic City ,Gen FM dan lainnya. Ijin yang akan diajukan langsung 3 hari tanggal 28 – 30
Agustus 2015.
Surat kedua adalah ditujukan kepada Mahaka Grup selaku EO
yang menyatakan bahwa Arek Bonek menolak Piala Presiden jika masih
mengikutsertakan klub nya Pak Gede jika masih menggunakan embel-embel nama
Persebaya dan logonya.
Untuk supporter klub lain , bonek meminta maaf , bukan
bermaksud menggagalkan perayaan sepakbola itu sendiri. Bonek hanya menginginkan
nama dan logo Persebaya tidak digunakan di turnamen apapun saat masalah unternal kami di
pengadilan belum selesai.
Seperti pernah saya tulis sebelumnya , akan menjadi solusi
yang mujarab kalau pak Gede logowo dan berbesar hati untuk mengganti nama dan
logo nya untuk kelancaran turnamen tersebut. Saling menghormati dan menghargai.
Ini masalah nama sebuah kebanggaan dan sejarah yang besar ,
untuk bonek layak dan wajib diperjuangkan. Bukan sekedar gebyar sepakbolanya ,
ini lebih dari sekedar sepakbola.
Bonek mendukung penuh perhelatan turnamen Piala Presiden 2015 ini dengan catatan tidak
mengikutsertakan nama dan logo Persebaya baik yang lama maupun yang baru.
Bagaimana Bung Hasani Abdul Gani CEO Mahaka Sports ?
Salam Satu Nyali.
No comments:
Post a Comment