“Ajining Raga Saka Busana”
artinya kira-kira begini seseorang akan kelihatan gagah, tampan atau berwibawa,
cantik dan lain-lain karena berbusana dengan benar, artinya bisa menyesuaikan
dengan kondisi dan tempat.Berbusana yang baik tidak harus dengan pakaian yang
bagus-bagus dan berharga mahal, tapi yang penting bersih, rapi dan sesuai.
Melihat setiap game yang diadakan
DBL baik itu untuk level SMA maupun SMP mata kita selalu fresh dan segar dengan
rapinya dress code yang mereka gunakan baik itu pemain ataupun official.
Keberhasilan DBL mengelola kompetisi ini yang akhirnya membuat Perbasi
mempercayakan pengelolaan liga basket professional NBL Indonesia dikelola oleh
pihak DBL.
Disini saya tertarik dengan satu
hal yaitu tentang aturan atau regulasi pakaian di dalam dan di luar lapangan
yang rapi dan secara konstan diterapkan secara ketat disertai dengan hukuman bila
ada yang melanggar. Faktor pakaian memang bukan satu-satunya yang bisa membuat
suatu klub secara teknis berprestasi tapi dilihat secara organisasi ini
mencerminkan suatu karakter mentaati aturan yang diterapkan oleh operator liga
ataupun aturan klub.
Kembali ke sebuah klub sepakbola
menurut saya tidak ada salahnya mencontoh apa yang dilakukan NBL untuk hal ini.
Sebagai klub yang professional semestinya hal ini tidak sulit dilakukan hanya
kemauan klub dan pengelola saja menerapkan aturan ini ke pemain dan official
masing-masing.
Hari ini di akun twitter
@ELJA_kaskus tadi kita disuguhi berita tentang launching sebuah tim bersama
jersey barunya PSS Sleman. Disitu saya melihat walau hanya lewat akun tersebut
para pemain dan official PSS memakai polo shirt warna marron . Karakter sebuah
tim memang secara tidak langsung juga bisa dilihat dari cara mereka berpakaian
dan menampilkan diri di depan masyarakat dan media.
Persebaya sebuah tim dengan
prestasi besar di masa lalu justru dalam hal ini belum melakukan apa yang telah
PSS Sleman lakukan , tidak ada salahnya lebih baik terlambat daripada tidak
melakukan sama sekali mencontoh sesuatu yang baik untuk diterapkan ke dalam
tim. Selama ini terlihat setiap kali Persebaya tour keluar para pemain ataupun
official tidak memakai identitas diri yang mencerminkan suatu klub besar dengan
pengelolaan baik dan mencitrakan diri dengan baik. Menurut opini saya tahap
awal Persebaya memiliki training kit dan polo kit selain match kit. Polo kit
ini yang harus digunakan sewaktu kegiatan diluar lapangan untuk sebuah citra
klub.
Bila memang pihak mitre dalam hal
ini yang mensuplai jersey tidak menyediakan maka pihak klub bisa membuat
sendiri dengan vendor lain yang bisa dipasang juga berbagai sponsor yang bisa
menjadi pemasukan buat klub. Selama ini yang penulis lihat pemasukan klub hanya
dari tiket saja… sangat memprihatinkan untuk sebuah klub dengan sejarah besar.
Bila telah ada maka semua pemain
dan official wajib memakainya di waktu yang telah ditentukan misalnya saat
makan bersama,kunjungan ke luar dll. Bila ada yang melanggarnya maka manajemen
wajib menegakkan aturan misalnya memotong gaji mereka. Aturan ini diterapkan
juga untuk disiplin semua dan citra atau brand sebuah klub dan pemain itu
sendiri.
Penggunaan seragam ini memang
hanya sebagian kecil tentang suatu klub tapi apabila diterapkan penulis yakin
akan berdampak yang sangat besar bagi klub , pemain dan bahkan seporter klub
ini. Rasa kepercayaan diri dan karakter yang semakin kuat akan ada dan terjaga
untuk sebuah kebanggaan klub bernama Persebaya.
Langkah pertama untuk hal baru dan baik selalu berat tapi tidak melangkah adalah sesuatu harus dihindari....wani
No comments:
Post a Comment